Jumat, 24 Desember 2010

Jajanan Masa Kecil. CEKIDOT!!!!

SENANGNYA mengingat masa kecil. Semua jajanannya enak-enak. Warnanya juga membuat hati girang. Meski dijual di gerobak-gerobak kecil, macam-macam jajanan masa SD ini tetap menarik perhatian. Sekarang, biarpun usia kita bertambah, tetap aja macam-macam jajanan ini menarik perhatian kita untuk dinikmati.



Gulali
Bentuknya yang menggemaskan bikin siapapun ingin segera melumatnya. Warna cerah merah muda pastelnya juga senada dengan karakteristik yang melekat padanya: ceria! Itu sebabnya, ia cocok menemani setiap cerita yang dipenuhi banyak canda tawa yang membuat hati bersorak. Jajanan yang juga dikenal dengan sebutan ‘rambut nenek’ ini banyak juga dijumpai di sekolah dasar, taman kanak-kanak, dan kadang taman-taman kalau sedang ada acara anak-anak. Sekarang, susah mencari cotton candy yang dibuat dari gula kelapa yang dipanaskan dengan pewarna ini. Kadang, kalau lagi musimnya, gula kapas ini bisa dijumpai di pasar malam. Salah satu sekolah dasar yang menjajakan permen gulali ini adalah SD Negeri di kawasan Jalan Abdullah Lubis.




Biskuit Warna-warni
Bentuknya memang sederhana, tapi waktu kecil, pasti kita sengaja menjilat gula-gulanya dulu sampai habis. Lantas hanya biskuitnya yang tersisa. Sekarang, kalau ditawarkan biskuit ini lagi, yang kita lakukan mungkin sama atau makan biskuitnya dulu ya? Ha-ha-ha... Untuk mendapatkan biskuit warna-warni ini, Aplaus sempat mengubek-ubek 3 pasar tradisional dan baru menemukannya di Pasar Ramai, Jalan Thamrin.






Ubi Warna-warni
Orang-orang sering menganggap kalau ubi ini adalah getuk lindri. Memang rasanya pun menyerupai getuk lindri. Getuk warna-warni ini sering dijumpai di beberapa sekolah dasar, karena selalu bikin anak-anak suka membelinya. Warnanya juga macam-macam, mulai dari merah jambu pastel, kuning, hijau, oranye, hingga putih. Selain di sekolah-sekolah dasar negeri, ubi warna-warni ini juga bisa ditemui di Pasar Beruang.







Macarons
Asalnya dari Perancis. Di sana, cookies kecil ini biasanya selalu dimakan keluarga secara bersama-sama di sore hari sambil bercerita. Bahan dasarnya dibuat dari putih telur, gula pasir, dan kacang almond. Buat yang doyan dengan yang manis-manis, tentu Macarons adalah pilihan pas. Agak susah mencari Macarons di Medan, namun Bakerzin punya persediaan yang bisa memanjakan kita dengan rasa manisnya untuk mengingat kenangan manis masa kecil dulu. Per biji Macarons di sini harganya Rp 7.500.



Leker
Selain ceres cokelat, kacang dan gula juga bisa menjadi isi dari crepes renyah masa kecil ini. Kue kriuk ini juga selalu menjadi pilihan untuk jajan kalau lonceng bermain tiba. Serunya lagi, meski sekarang sudah banyak martabak yang dibuat sangat tipis untuk menyerupai leker manis ini, tetap saja anak-anak lebih memilih jajanan untuk menemani jam istirahat mereka. Lagi-lagi SD Negeri adalah lokasi yang pas bagi para penjual leker ini untuk menjajakan jajanan ini. Kamu bisa menemukannya di beberapa pasar tradisional, seperti Pasar Ramai.





Gula-gula
Nama lainnya adalah gula tarik. Yang bikin kita tergila-gila dengan permen ini adalah bentuknya yang beraneka ragam. Si penjual bisa membentuknya ini seperti yang kita inginkan. Mulai dari bentuk bunga, matahari, kuda, daun, bahkan sampai unggas pun bisa kita minta untuk dibentuk. Sebelum dikulum, gula-gula ini dicelupkan lagi ke dalam ‘pasir’ semboi asam-manis. Amboi, rasanya tak jarang membuat kita menyipitkan mata karena asamnya dan tersenyum kembali karena manisnya. Sudah susah menemukan gula tarik ini di sekolah-sekolah dasar—mungkin pengaruh jajanan modern yang merajalela. Salah satu SD yang menjajakan permen tarik ini adalah SD Negeri yang berada di Jalan Parkit, kawasan Perumnas Mandala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post